Kalau dibilang gagal, kadang-kadang saya anggap aku gagal. Ya, saya gagal. Pernah menghadap seorang dosen pembimbing Von Magnis Suseno dengan program untuk mengambil Sarjana Filsafat Politik. Tetapi ternyata hanya hangat sebentar lalu segera suam,dingin dan mengering seperti tahi ayam. Ketika mendapat pekerjaan dan penghasilan yang relative baik, saya ingin belajar Administrasi Niaga. Saya pikir dengan latar belakang pendidikan akadedmis dan merenangi laut kehidupan bisnis, saya bisa menulis buku. Seperti niat sarjana filsafat politik yang layu sebelum berkembang, belajar ilmu administrasi niaga putus di jalan. Saya mengunjungi seorang teman saya seorang pegawai pajak, teman kuliah ilmu administrasi niaga. Dia menyodorkan kartu nama dengan gelar doctor. Berkali-kali saya seperti menyesali mangapa waktu saya terbuang begitu saja. Katanya dia menyelesaikan studi di Australia. Hati saya tersentak. Dia adalah teman kuliah sambil kerja. Kami sering memborong gorengan sebaskom untuk dibagikan pada teman kuliah bila dosen berhalangan datang.
Menurut seorang saudara yang berkarya di gereja Katolik Brasil, saya dianggap berhasil membesarkan mendidik dan membesar anak-anak tanpa masalah. Berhasil katanya tidak hanya karena pencapaian ekonomi, tetapi membangun kehidupan keluarga dalam iman. Saya terkesima dan sadar diri aku bukan orang gagal.
Sukses dan kegagalan merupakan penilaian orang. Yang bisa kita nilai adalah kebahagiaan. Ukuran keberhasilan hidup adalah kebahagiaan batin. Karena menyangkut batin, maka hanya kita sendiri yang paling mengetahuinya. Kebahagiaan adalah satu kondisi kerohanian, suasana yang hati yang paling pas dan memberikan rasa nyaman hidup. Kebahagiaan tidak tergantung pada pencapaian dan pemilikan banyak harta. Karena orang dengan banyak harta sering merasa dikejar dan bah kan dirantai oleh hartanya sendiri.
Menurut seorang saudara yang berkarya di gereja Katolik Brasil, saya dianggap berhasil membesarkan mendidik dan membesar anak-anak tanpa masalah. Berhasil katanya tidak hanya karena pencapaian ekonomi, tetapi membangun kehidupan keluarga dalam iman. Saya terkesima dan sadar diri aku bukan orang gagal.
Sukses dan kegagalan merupakan penilaian orang. Yang bisa kita nilai adalah kebahagiaan. Ukuran keberhasilan hidup adalah kebahagiaan batin. Karena menyangkut batin, maka hanya kita sendiri yang paling mengetahuinya. Kebahagiaan adalah satu kondisi kerohanian, suasana yang hati yang paling pas dan memberikan rasa nyaman hidup. Kebahagiaan tidak tergantung pada pencapaian dan pemilikan banyak harta. Karena orang dengan banyak harta sering merasa dikejar dan bah kan dirantai oleh hartanya sendiri.
Posted by: atakeo | July 22, 2009
TERORIST JUGA KARYAWAN
Mengenaskan menyaksikan nasib korban bom yang meledakkan dua hotel di kawasan busines nomor satu di negeri ini. Penjagaan pasti sangat ketat di kedua hotel ini. Hotel Mariott pasti punya pengalaman pahit dengan ledakan bom. Bom pernah sekali meluluh lantakan hotel ranting Amerika ini.
Melihat semua penjagaan yang begitu ketat, siapa sangka pelaku bom bahkan menginap dalam hotel yang ingin diledakkan. Pertanyaan demi pertanyaan muncul bagaimana mungkin pengawas hotel begitu mudah meloloskan barang bawaan kedalam hotel.
Tetangga dekat kami salah satu karyawati hotel Mariott yang lolos dari maut.
Tetangga dekat kami salah satu karyawati hotel Mariott yang lolos dari maut.
Dia seharusnya berada pada titik ledakan, andaikan saja dia tidak diminta untuk bertugas sore. Pada hal dia seharusnya berutugas pagi. Demikian juga suaminya yang berada di hotel Ritz -Carlton. Keluarga ini langsung merayakan syukur dengan mengundang warga dalam sebuah doa syukur menurut iman Katolik. Ketika turut dalam acara tersebut saya mengatakan bahwa pasti ada orang dalam. Paling tidak ada seorang petugas keamanan yang mengenal pelaku, yang adalah tamu hotel. Dengan demikian segala sesuatu dipermudah. Cukup say halo.. bisa masuk tanpa periksa tetek bengek. Bisa saja ada yang didekati secara baik dan mendapat sedikit imbal sehingga seorang bisa lalu lalang dengan tanpa kontrol.Orang tersebut bakal diam setelah menyaksikan ledakan dahsyat yang mengerikan dan membunuh itu.
Prasangka ini terbukti ternyata salah satu pelaku adalah seorang yang pernah bekerja di hotel terjadinya ledakan. Sungguh mengerikan bila yang menjadi terorist adalah orang yang paling mengetahui jeroan obyek ledakan. Peristiwa ledakan bom dan pelakunya mengajarkan kepada kita semua. Kita perlu waspada bahwa pelaku kejahatan sering berasal dari orang yang paling tahu keadaan kita, Mereka bisa jadi karyawan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar